MEDIA 3 DIMENSI
Dosen Pengampu:
Fachrur Rozie, M.Pd
Disusun oleh:
1.
Fitri Nur Lailiyah (150611100122)
2.
Ainur Rohmah (150611100130)
3.
Farhana Manzilina (150611100153)
4.
Oki Rahayu P (150611100141)
5.
Muhammad AinurRozi (150611100144)
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas matakuliah Media
Pembelajaran tentang “Media DIMENSI 3”.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian Media 3 Dimensi,
macam-macam Media 3 Dimensi, langkah-langkah penggunaan Media 3 Dimensi, karakteristik
Media 3 Dimensi dan kelemahan serta kekurangan Media 3 Dimensi.
Kami menyadari dalam
penyusunan makalahini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata,
bahasa, dan sistematika pembahasannya. Sebab kata pepatah “tak ada gading yang
tak retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak akan patah”. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran yang
bersifat membangun untuk mendorong kami
menjadi lebih ke depanya.
Akhir kata,
kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan membaca
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca. Amin..
Bangkalan, 1 April 2016
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar
Isi .............................................................................................................. 3
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
Bab
II Pembahasan
2.1 PengertianMedia
Pembelajaran 3 Dimensi………………………………..6
2.2 Macam-macam Media 3 Dimensi............................................................... 7
2.3 Karakteristik Media 3
Dimensi................................................................... 13
2.4 Langkah-langkah penggunaan Media 3 Dimensi....................................... 14
2.5 Kelebihan dan
kekurangan Media 3 Dimensi............................................. 15
Bab
III Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................................................... 16
Daftar
Pustaka ...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat kita pahami
bahwa media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan sarana penghubung
untuk mencapai pesan yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Banyak media pembelajaran yang dapat pendidik gunakan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran ini, namun seringkali sekolah terbentur pada
kendala kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media
yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini
sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat
menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut.
Salah satu media pembelajaran adalah
media tiga dimensi. Yaitu media yang memiliki tiga sisi depan belakang dan
samping. Dengan demikian sebuah media tiga dimensi dapat dilihat dari berbagai
arah. Mengingat ini maka jelas media ini akan besar pengaruhnya bagi siswa
dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang media visual
tiga dimensi, yang diharapkan dapat memotivasi dan memberi pengetahuan tentang
media yang cocok digunakan dalam pembelajaran yang tentunya dapat membantu para
calon pendidik khususnya. Sehingga nantinya dapat mempermudah dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
1.2
RumusanMasalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.
Apakah yang dimaksud dengan Media Tiga Dimensi?
2.
Apasajakah Macam-macam Media
Tiga Dimensi?
3.
Bagaimanakah karakteristik
Media Tiga Dimensi?
4.
Bagaimana langkah-langkah penggunaan Media Tiga Dimensi?
5.
Apakah kelebihan
dan kekurangan
dari Media Tiga Dimensi?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk:
1.
Menjelaskan
Pengertian Media Tiga Dimensi;
2.
Menyebutkan Macam-macam Media Tiga Dimensi;
3.
Menjelaskan
Karakteristik Media Tiga Dimensi;
4.
Menjelaskan langkah-lankah penerapan Media Tiga Dimensi, dan
5.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan
dari Media Tiga Dimensi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Media Tiga Dimensi
Media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media
pembelajaran adalah sebuah alat
yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan
ajar. Secara umum, media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk
tujuan pembelajaran / pelatihan. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran.
Media
pembelajaran itu salah satunya berupa media pembelajaran tiga dimensi, yaitu
media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai
dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga dapat
diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga
dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun
mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli
ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke
kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana
benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau
kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada,
maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang
efektif. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah
tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan
keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di
lingkungan sekitar.
2.2
Macam-Macam
Media Tiga Dimensi
Macam-macam
media tiga
dimensi yaitu sebagai berikut:
1. Objek
/benda asli
Objek/benda asli
yaitu benda yang sebenarnya, sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya
dipindahkan dari tempat aslinya.Karena benda yang sebenarnya dapat dijadikan
media pembelajaran. Oleh karena itu, benda-benda nyata dapat memegang peranan
penting dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Menggunakan benda-benda
nyata atau makhluk hidup dalam pembelajaran sering kali paling baik dalam
menampilkan benda- benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan,
bobot badan, bau serta manfaatnya.
Para siswa akan
lebih banyak belajar misalnya tentang ayam hutan yang dikandangkan dikelas
untuk dipelajari, dibandingkan hanya melihatnya digambar. Para siswa akan lebih
terkesan dengan peragaan menembak tepat yang didemontrasikan oleh seorang
ditektif, dari pada membaca buku tentang roman detektif. Mereka akan belajar
lebih banyak tentang binatang serangga yang dikumpulkan dari hasil perjalanan
karya wisata, dibandingkan melihatnya difilm strip mengenai kehidupan binatang
tersebut.
Objek atau benda
yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada
pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari
benda yang sebenarnya bukan hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang
isi pelajaran, akan tetapi juga dapat membuat pelajaran lebih akurat disamping
motivasi belajar siswa akan lebih baik.
Benda-benda
nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda atau makhluk hidup seperti binatang
dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati misalnya batuan, air,
tanah, dan lain-lain.
2. Model
Model
dalam media pembelajaran adalah benda tiruan hampir menyerupai benda aslinya.
Semakin dekat pengalaman belajar menyerupai kondisi dimana siswa akan
menggunakan atau memeragakan pelajaran yang mereka dapat, semakin efektif dan
permanen pembelajaran tersebut.
·
Manfaat Penggunaan Model
Adapun
manfaat penggunaan model sebagai media pembelajaran antara lain:
a.
Dapat
mengatasi benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada, atau karena
terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan didatangi atau dibawa kedalam kelas,
sehingga dapat digantikan dengan model.
b.
Untuk
mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, artinya karena terlalu kecil dan
rumitnya objek yang dipelajari, atau sebaliknya karena terlalu besarnya objek
yang dipelajari, maka hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model.
c.
Untuk
mengatasi ketenggangan waktu. Artinya bahwa peristiwa-peristiwa masa lalu yang
terjadi tempat atau lokasi, yang tidak memungkinkan dilihat, dapat dibuatkan
model-model kejadian.
·
Jenis-jenis Model
Model dapat
dikelompokkan kedalam beberapa kategori:
1. Model
Padat (solid model)
Suatu model padat biasanya memperlihatkan bagian
permukaan luar daripada obyek dan biasanya membuang bagian-bagian yang
membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk warna dan susunannya.
Contohnya: senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak dan pedang.
2.
Model
Penampang
Model penampang memperlihatkan bagaimana
sebuah obyek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui
susunan bagian dalam. Kadang-kadang model ini
dinamakan model x-ray atau model crossectio. contohnya: gigi, mata, kepala, bagian ginjal, dll.
3.
Model
Susun ( build-up model)
Model susun terdiri dari beberapa bagian
obyek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari obyek itu.Model
ini dapat dilepas dan dipasang lagi. Contohnya: anatomi manusia dan binatang,
seperti jantung, tengkorak, otak, dll.
4.
Model
Kerja (working model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu
obyek yang memperlihatkan bagian luar dari obyek asli dan mempunyai bagian dari
benda yang sesungguhnya. Contoh: peralatan musik, seperti: biola, terompet,
seruling, piano, dll.
Selain
model-model diatas, juga ada macam-macam model lain yang juga banyak digunakan,
antara lain:
1. Model irisan, yaitu model yang
menggambarkan bagian-bagian dalam dari struktur objek. Sebagian contoh adalah
model irisan kulit manusia, model irisan lapisan-lapisan kulit bumi, model
irisan gunung berapi. Misalnya: irisan bagia dalam bumi lapisan
tanah, lapisan kayu/ pohon, dan sebagainya.
2. Model memperkecil atau memperbesar, yaitu model yang dibuat
dengan tujuan untuk memperbesar objek yang aslinya kecil atau memperkecil objek
yang aslinya besar. Misalnya: miniatur candi, model atom, molekul, sel,
dan sebagainya.
3.
Model
perbandingan, model yang dibuat benar-benar memperhatikan perbandingan yang
sesuai. Model tersebut mempunyai ukuran akurat dan sebanding dengan benda
aslinya.
Perbandingan antara
panjang, lebar, tinggi, atau jarak titik satu dengan titik yang lain selalu
sebanding sebagai contoh model perencanaan suatu bangunan/market, maka ukuran
perbandingan yang digunakan sesuai. Misalnya
digunakan dalam pembuatan relief, peta.
4.
Model
utuh, yaitu
model yang bentuk dan ukurannya kurang lebih sama dengan benda aslinya. Misalnya: model berbagai buah-buahan
5. Model lapangan, yaitu model yang
menggambarkan suatu lokasi yang membentang dari suatu wilayah. Model lapangan
dimanfaatkan untuk suatu kepentingan proyek yang memerlukan lokasi luas,
sehingga dari model tersebut tampak adanya perencanaan tata letak antara gedung
satu dengan gedung atau objek-objek lain dapat diketahui.
3. Benda
Tiruan Sederhana (Mock Up)
Mock-up
adalah suatu penyederhanaan sususnan bagian pokok dari suatu proses atau sistem
yang lebih ruwet. Susunana nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga
aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti oleh siswa. Mock-up adalah
alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari
aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada
mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau
proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak
penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi,
sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda
sebenarnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi
sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak
tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak
diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa
dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa
waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang
sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan
dihubungkan dengan listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada
dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses
kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan
bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-up traffick light
ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang
menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi
yang tepat.
Dengan
menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan
menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya
dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti
keadaan yang sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah,
kuning dan hijau).
·
Manfaat Penggunaan Mock Up
Adapun
manfaat digunakannya Mock Up antara lain:
a.
Siswa
mengetahui proses perubahan yang terjadi;
b.
Dapat
melatih keterampilan karena tidak hanya melihat tetapi perlu mencobanya, dan
c.
Membangkitkan
motivasi untuk membuat dan meniru objek yang dipelajari secara sederhana.
4. Barang
Contoh (Specimens)
Specimen
artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh
untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis dari
sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh.
Dengan adanya
specimens siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak terdapat
didaerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa asing
lagi terhadap benda tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses pembelajaran
hendaknya disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama, tanggal
barang diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar lebih awet
juga supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya. Misalnya yang sering dilihat adalah specimen uang
kertas.
·
Jenis-jenis Specimen
Terdapat beberapa jenis specimen yang perlu diketahui antara
lain:
1)
Specimen
benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium, terrarium
insectarium;
2)
Specimen
benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam
plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidemi
dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan;
3)
Specimen
benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah, dan
4)
Specimen
identitas, misalnya tanda tangan.
·
Tujuan penggunaan Specimens
Tujuan
penggunaan specimen antara lain:
1)
Memperjelaskan
materi pelajaran;
2)
Menimbulkan
perhatian kepada subyek yang sedang diteliti;
3)
Merangsang
minat untuk menambahkan pengetahuan;
4)
Mendorong
untuk berfikir dan menyelidiki sendiri, dan
5)
Menyediakan
bahan untuk membuat papan peragaan atau pameran.
5. Diorama
Diorama adalah
pemandangan (scene) tiga dimensi dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau
menjelaskan suatu keadaan atau fenomenal yang menunjukkan aktifitas. Diorama biasanya terdiri atas
bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar
belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
Diorama
merupakan media yang sangat menarik perhatian siswa, yang dibuat dari suatu
skene tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil. Dalam skene itu terdapat benda-benda
kecil yang berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain
sebagainya.
Diorama sebagai
media pembelajaran berguna untuk mata pelajaran, ilmu pengetahuan sosial
seperti keadaan hutan, gunung, keadaan kota/desa, pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam seperti diorama kota Mekkah (Masjidil Haram) dan
Madinah.
Diorama dapat
dibuat oleh guru dan siswa membuatnya cukup mudah, bahan-bahan yang diperlukan
tidak terlalu mahal dapat dibuat dari barang-barang bekas yang mudah didapat
seperti: kardus/kotak, kertas, karton, kawat, busa dan ditambah dengan
pewarna/cat.
Setelah selesai
dibuat, diorama dapat dipakai sebagai alat peraga. Agar diorama tidak cepat berdebu dan kotor,
sebaliknya diberi penutup kaca. Bila selesai digunakan di dalam kelas, diorama
dapat disimpan dalam lemari display agar para siswa-siswi dapat melihatnya
diwaktu istitahat. Bentuk lainnya lagi adalah cutaway. Biasanya benda ini mengimplikasikankepada alat-alat
mekanik, seperti mesin, melalui potongan yang telah dibuat untuk penelitian
dari bagian-bagian yang tersembunyi, yang bergerak maupun yang statis.
6.
Widya
Wisata.
Widya wisata
adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di
luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini siswa dapat diajak ke museum atau ke tempat-tempat wisata lain untuk mempelajari benda-benda yang ada di dalamnya.
Keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya
wisata adalah:
1. Siswa memperoleh pengalaman langsung
sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna.
2. Membangkitkan minat siswa untuk
menyelidiki.
3. Melatih seni hidup bersama dan
tanggungjawab bersama.
4. Menciptakan kepribadian yang komplit bagi
guru dan siswa.
5. Mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan
kehidupan dunia nyata.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah:
1. Sulit dalam pengaturan waktu.
2. Memerlukan pengaturan dan biaya ekstra.
3. Obyek wisata yang jarang memberikan peluang
yang tepat dengan tujuan belajar.
7.
Boneka
Boneka adalah
tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang termasuk tiruan dari bentuk
binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model padat juga.
Sekalipun demikian, karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik
khusus, maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara
boneka.
2.3 Karakteristik Media Tiga Dimensi
Karakteristik
media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan,
pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan
tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga dimensi adalah sebagai berikut:
1.
Pesan
yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak;
2.
Penyajiannya
berada dalam kontrol guru;
3.
Cara
penyimpanannya mudah (praktis);
4.
Dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera;
5.
Menyajikan
objek-objek secara diam;
6.
Terkadang
dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap;
7.
Lebih
mahal dari kelompok media grafis;
8.
Sesuai
untuk mengajarkan keterampilan tertentu;
9.
Sesuai
untuk belajar secara berkelompok atau individual;
10.
Praktis
digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, dan
11.
Mampu
menyajikan teori dan praktik secara terpadu.
2.3
Langkah-langkah penerapan Media Tiga
Dimensi
Langkah-langkah penggunaan media
tiga dimensi yaitu:
1. Persiapan
alat dan bahan;
2. Menentukan
tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan, serta menyesuaikan dengan
media 3 dimensi yang akan digunakkan;
3. Kegiatan
inti yaitu berupa peragaan media;
4. Pembimbingan
dan pengarahan, baik indivual maupun secara berkelompok, dan
5. Kegiatan
evaluasi, untuk mengetahui hasil pencapaian belajar siswa.
Sebagai contoh, berikut adalah langkah-langkah penggunaan media tiga
dimensi bangun ruang:
1. Mengidentifikasi
segala kebutuhan yang akan digunakan sebagai contoh dalam pembelajaran bangun
ruang;
2. Merumuskan
tujuan pembelajaran dalam bentuk TIU (Tujuan instuksional
Umum) dan
menerapkannya dalam pembelajaran menggunakan contoh yang telah disediakan;
3. Merumuskan
butir-butir materi tentang bangun ruang serta mencontohkan macam-macam bangun
ruang;
4. Menjelaskan
materi dengan disertai langkah-langkah mengkonstruksi bangun ruang;
5. Mempraktekkan
cara mengkonstruksi bangun ruang;
6. Merangkai
jaring-jaring bangun ruang sehingga menjadi bentuk sempurna;
7. Menjelaskan
sifat-sifat bangun ruang;
8. Memberikan
tugas kelompok;
9. Memberikan
feed back, dan
10. Evaluasi.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi
Kelebihan
media visual tiga dimensi adalah sebagai berikut:
1.
Siswa
seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media tiga dimensi;
2.
Menimbulkan
ketertarikan siswa untuk berpikir dan menyelidikinya;
3.
Pembelajaran
akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan
menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya;
4.
Siswa
dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu pergerakan suatu
benda itu dengan baik;
5.
Memberi
pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai benda atau bahan itu;
6.
Memberi
lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain;
Sedangkan, kekurangan
media visual tiga dimensi adalah sebagai berikut:
1. Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu;
2. Membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannya;
3. Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya,
4. Terbentur alat untuk membuatnya.
Menurut
Moedjiono Dalam buku Daryanto, mengatakan
bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan sebagai
berikut:
1.
Memberikan
pengalaman secara langsung;
2.
Penyajian
secara konkret dan menghindari verbalisme;
3.
Dapat
menunjukkan obyek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya;
4.
Dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan
5.
Dapat
menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut:
1.
Tidak
bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar.
2.
Penyimpanannya
memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Media pembelajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan
ajar. Secara umum, media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar.
Media pembelajaran itu salah satunya berupa media pembelajaran tiga
dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja
dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga
dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual
tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup
maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
3.2
Saran
Penggunaan media ini dengan seoptimal mungkin sebagai
alat bantu dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui serta memahami
pengertian
dan bagaimana cara
pengerjaan media visual tiga dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana, dkk. 1991. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana, dkk. 2007.
Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
http://www.scribd.com/doc/59705852/Kreatif-Mengembangkan-Media-Pembelajara.