Rabu, 14 Desember 2016

Media 3 Dimensi



MEDIA 3 DIMENSI



Dosen Pengampu:
Fachrur Rozie, M.Pd



Disusun oleh:
1.     Fitri Nur Lailiyah              (150611100122)
2.     Ainur Rohmah                  (150611100130)
3.     Farhana Manzilina           (150611100153)
4.     Oki Rahayu P                    (150611100141)
5.     Muhammad AinurRozi    (150611100144)











PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas matakuliah Media Pembelajaran tentang “Media DIMENSI 3”.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian Media 3 Dimensi, macam-macam Media 3 Dimensi, langkah-langkah penggunaan Media 3 Dimensi, karakteristik Media 3 Dimensi dan kelemahan serta kekurangan Media 3 Dimensi.
Kami menyadari dalam penyusunan makalahini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika pembahasannya. Sebab kata pepatah “tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak akan patah”. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran yang bersifat membangun untuk mendorong  kami menjadi lebih ke depanya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca. Amin..

                                                         

                                                                        Bangkalan, 1 April 2016



                                                                                    Tim Penulis                

























DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
Bab II Pembahasan
2.1 PengertianMedia Pembelajaran 3 Dimensi………………………………..6
2.2 Macam-macam Media 3 Dimensi............................................................... 7
2.3 Karakteristik Media 3 Dimensi................................................................... 13
2.4 Langkah-langkah penggunaan Media 3 Dimensi....................................... 14
2.5 Kelebihan dan kekurangan Media 3 Dimensi............................................. 15  
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 17




























BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat kita pahami bahwa media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan sarana penghubung untuk mencapai pesan yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Banyak media pembelajaran yang dapat pendidik gunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran ini, namun seringkali sekolah terbentur pada kendala kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut.
Salah satu media pembelajaran adalah media tiga dimensi. Yaitu media yang memiliki tiga sisi depan belakang dan samping. Dengan demikian sebuah media tiga dimensi dapat dilihat dari berbagai arah. Mengingat ini maka jelas media ini akan besar pengaruhnya bagi siswa dalam mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang media visual tiga dimensi, yang diharapkan dapat memotivasi dan memberi pengetahuan tentang media yang cocok digunakan dalam pembelajaran yang tentunya dapat membantu para calon pendidik khususnya. Sehingga nantinya dapat mempermudah dalam melaksanakan proses pembelajaran.
1.2        RumusanMasalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.      Apakah yang dimaksud dengan Media Tiga Dimensi?
2.      Apasajakah Macam-macam Media Tiga Dimensi?
3.      Bagaimanakah karakteristik Media Tiga Dimensi?
4.      Bagaimana langkah-langkah penggunaan Media Tiga Dimensi?
5.      Apakah kelebihan dan kekurangan dari Media Tiga Dimensi?
1.3        Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.      Menjelaskan Pengertian Media Tiga Dimensi;
2.      Menyebutkan Macam-macam Media Tiga Dimensi;
3.      Menjelaskan Karakteristik Media Tiga Dimensi;
4.      Menjelaskan langkah-lankah penerapan Media Tiga Dimensi, dan
5.      Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari Media Tiga Dimensi.






































BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Pengertian Media Tiga Dimensi
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Secara umum, media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Media pembelajaran itu salah satunya berupa media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.


2.2        Macam-Macam Media Tiga Dimensi
Macam-macam media tiga dimensi yaitu sebagai berikut:
1.      Objek /benda asli
Objek/benda asli yaitu benda yang sebenarnya, sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya dipindahkan dari tempat aslinya.Karena benda yang sebenarnya dapat dijadikan media pembelajaran. Oleh karena itu, benda-benda nyata dapat memegang peranan penting dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Menggunakan benda-benda nyata atau makhluk hidup dalam pembelajaran sering kali paling baik dalam menampilkan benda- benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, bau serta manfaatnya.
Para siswa akan lebih banyak belajar misalnya tentang ayam hutan yang dikandangkan dikelas untuk dipelajari, dibandingkan hanya melihatnya digambar. Para siswa akan lebih terkesan dengan peragaan menembak tepat yang didemontrasikan oleh seorang ditektif, dari pada membaca buku tentang roman detektif. Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang dikumpulkan dari hasil perjalanan karya wisata, dibandingkan melihatnya difilm strip mengenai kehidupan binatang tersebut.
Objek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda yang sebenarnya bukan hanya dapat menghindari kesalahan persepsi tentang isi pelajaran, akan tetapi juga dapat membuat pelajaran lebih akurat disamping motivasi belajar siswa akan lebih baik.
Benda-benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda atau makhluk hidup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, juga termasuk benda-benda mati misalnya batuan, air, tanah, dan lain-lain.

2.      Model
Model dalam media pembelajaran adalah benda tiruan hampir menyerupai benda aslinya. Semakin dekat pengalaman belajar menyerupai kondisi dimana siswa akan menggunakan atau memeragakan pelajaran yang mereka dapat, semakin efektif dan permanen pembelajaran tersebut.
·         Manfaat Penggunaan Model
Adapun manfaat penggunaan model sebagai media pembelajaran antara lain:
a.       Dapat mengatasi benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada, atau karena terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan didatangi atau dibawa kedalam kelas, sehingga dapat digantikan dengan model.
b.      Untuk mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, artinya karena terlalu kecil dan rumitnya objek yang dipelajari, atau sebaliknya karena terlalu besarnya objek yang dipelajari, maka hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan model.
c.       Untuk mengatasi ketenggangan waktu. Artinya bahwa peristiwa-peristiwa masa lalu yang terjadi tempat atau lokasi, yang tidak memungkinkan dilihat, dapat dibuatkan model-model kejadian.

·         Jenis-jenis Model
Model dapat dikelompokkan kedalam beberapa kategori:
1.      Model Padat (solid model)
Suatu model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar daripada obyek dan biasanya membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk warna dan susunannya. Contohnya: senapan, meriam, kapak, batu, lembing, tombak dan pedang.
2.      Model Penampang
Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah obyek itu tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalam. Kadang-kadang model ini dinamakan model x-ray atau model crossectio. contohnya: gigi, mata, kepala, bagian ginjal, dll.
3.      Model Susun ( build-up model)
Model susun terdiri dari beberapa bagian obyek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari obyek itu.Model ini dapat dilepas dan dipasang lagi. Contohnya: anatomi manusia dan binatang, seperti jantung, tengkorak, otak, dll.

4.      Model Kerja (working model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu obyek yang memperlihatkan bagian luar dari obyek asli dan mempunyai bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh: peralatan musik, seperti: biola, terompet, seruling, piano, dll.

Selain model-model diatas, juga ada macam-macam model lain yang juga banyak digunakan, antara lain:
1.      Model irisan, yaitu model yang menggambarkan bagian-bagian dalam dari struktur objek. Sebagian contoh adalah model irisan kulit manusia, model irisan lapisan-lapisan kulit bumi, model irisan gunung berapi. Misalnya: irisan bagia dalam bumi lapisan tanah, lapisan kayu/ pohon, dan sebagainya.
2.      Model memperkecil atau memperbesar, yaitu model yang dibuat dengan tujuan untuk memperbesar objek yang aslinya kecil atau memperkecil objek yang aslinya besar. Misalnya: miniatur candi, model atom, molekul, sel, dan sebagainya.
3.      Model perbandingan, model yang dibuat benar-benar memperhatikan perbandingan yang sesuai. Model tersebut mempunyai ukuran akurat dan sebanding dengan benda aslinya. Perbandingan antara panjang, lebar, tinggi, atau jarak titik satu dengan titik yang lain selalu sebanding sebagai contoh model perencanaan suatu bangunan/market, maka ukuran perbandingan yang digunakan sesuai. Misalnya digunakan dalam pembuatan relief, peta.
4.      Model utuh, yaitu model yang bentuk dan ukurannya kurang lebih sama dengan benda aslinya. Misalnya: model berbagai buah-buahan
5.      Model lapangan, yaitu model yang menggambarkan suatu lokasi yang membentang dari suatu wilayah. Model lapangan dimanfaatkan untuk suatu kepentingan proyek yang memerlukan lokasi luas, sehingga dari model tersebut tampak adanya perencanaan tata letak antara gedung satu dengan gedung atau objek-objek lain dapat diketahui.


3.      Benda Tiruan Sederhana (Mock Up)
Mock-up adalah suatu penyederhanaan sususnan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunana nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti oleh siswa. Mock-up adalah alat tiruan tiga dimensi yang dapat memperlihatkan fungsi atau gerakan dari aspek tertentu saja dari benda, alat atau obyek yang akan diterangkan. Pada mock-up hanya nampak bagian yang penting yang perlu diperagakan gerakannya atau proses kerjanya kepada siswa, sedang bagian kecil lainnya yang dianggap tidak penting atau yang dapat mengganggu perhatian siswa dihilangkan.
Jadi, sebenarnya mock-up terletak ditengah-tengah model tiruan dengan benda sebenarnya. Dikatakan model tidak tepat, karena dapat memperlihatkan fungsi sebenarnya dari bagian alat itu, sebaliknya disebut benda sebenarnya juga tidak tepat, karena bagian-bagian lain dari bentuk benda aslinya yang tidak diterangkan, dihilangkan. Selain itu bahan baku yang dibuat untuk alat ini bisa dibuat dari bahan yang lain dari benda atau peralatan aslinya. Misalnya siswa waktu belajar tentang fungsi bel listrik. Pertama dapat dibuat model rumah yang sederhana, kemudian dibuat perangkat bel listrik yang sebenarnya dan dihubungkan dengan listrik (battery atau accu). Bel listrik ditempelkan pada dinding rumah-rumahan tersebut. Dengan demikian siswa dapat melihat proses kerjanya bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik dan tahu cara meletakkan bel listrik yang baik. Contoh lain misalnya dibuat mock-up traffick light ukuran kecil yang dapat menyala. Kemudian dibuatkan model lapangan yang menggambarkan perempatan jalan dan traffick light tadi dipasang pada posisi yang tepat.
Dengan menggunakan mobil-mobilan kecil anak dapat bermain lalu-lintas dengan menggunakan traffick light tiruan tadi. Khusus untuk mock-up traffic light-nya dapat dibuat dari bahan yang nantinya benar-benar dapat memperagakan seperti keadaan yang sebenarnya. Lampunya benar-benar dapat menyala (warna merah, kuning dan hijau).
·         Manfaat Penggunaan Mock Up
Adapun manfaat digunakannya Mock Up antara lain:
a.       Siswa mengetahui proses perubahan yang terjadi;
b.      Dapat melatih keterampilan karena tidak hanya melihat tetapi perlu mencobanya, dan
c.       Membangkitkan motivasi untuk membuat dan meniru objek yang dipelajari secara sederhana.

4.      Barang Contoh (Specimens)
Specimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh.
Dengan adanya specimens siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin tidak terdapat didaerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka tidak merasa asing lagi terhadap benda tersebut. Specimen yang digunakan untuk proses pembelajaran hendaknya disediakan tempat dari kaca atau botol, direkatkan nama, tanggal barang diperoleh/diawetkan. Hal ini disamping untuk memelihara agar lebih awet juga supaya tidak digunakan sebagaimana aslinya. Misalnya yang sering dilihat adalah specimen uang kertas.
·         Jenis-jenis Specimen
Terdapat beberapa jenis specimen yang perlu diketahui antara lain:
1)      Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarium, terrarium insectarium;
2)      Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidemi dewan tiruan yang kulitnya sudah dikeringkan;
3)      Specimen benda yang tidak hidup, misalnya batu-batuan, pasir dan tanah, dan
4)      Specimen identitas, misalnya tanda tangan.
·         Tujuan penggunaan Specimens
Tujuan penggunaan specimen antara lain:
1)      Memperjelaskan materi pelajaran;
2)      Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti;
3)      Merangsang minat untuk menambahkan pengetahuan;
4)      Mendorong untuk berfikir dan menyelidiki sendiri, dan
5)      Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau pameran.
5.      Diorama
Diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan atau fenomenal yang menunjukkan aktifitas. Diorama biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
Diorama merupakan media yang sangat menarik perhatian siswa, yang dibuat dari suatu skene tiga dimensi untuk memperagakan suatu keadaan dalam ukuran kecil. Dalam skene itu terdapat benda-benda kecil yang berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain sebagainya.
Diorama sebagai media pembelajaran berguna untuk mata pelajaran, ilmu pengetahuan sosial seperti keadaan hutan, gunung, keadaan kota/desa, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam seperti diorama kota Mekkah (Masjidil Haram) dan Madinah.
Diorama dapat dibuat oleh guru dan siswa membuatnya cukup mudah, bahan-bahan yang diperlukan tidak terlalu mahal dapat dibuat dari barang-barang bekas yang mudah didapat seperti: kardus/kotak, kertas, karton, kawat, busa dan ditambah dengan pewarna/cat.
Setelah selesai dibuat, diorama dapat dipakai sebagai alat peraga. Agar diorama tidak cepat berdebu dan kotor, sebaliknya diberi penutup kaca. Bila selesai digunakan di dalam kelas, diorama dapat disimpan dalam lemari display agar para siswa-siswi dapat melihatnya diwaktu istitahat. Bentuk lainnya lagi adalah cutaway. Biasanya benda ini mengimplikasikankepada alat-alat mekanik, seperti mesin, melalui potongan yang telah dibuat untuk penelitian dari bagian-bagian yang tersembunyi, yang bergerak maupun yang statis.

6.       Widya Wisata.
Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini siswa dapat diajak ke museum atau ke tempat-tempat wisata lain untuk mempelajari benda-benda yang ada di dalamnya.

Keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata adalah:
1.      Siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna.
2.      Membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki.
3.      Melatih seni hidup bersama dan tanggungjawab bersama.
4.      Menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa.
5.      Mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah:
1.      Sulit dalam pengaturan waktu.
2.      Memerlukan pengaturan dan biaya ekstra.
3.      Obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
7.      Boneka
Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bahkan sekarang termasuk tiruan dari bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model padat juga. Sekalipun demikian, karena boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik khusus, maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka.

2.3       Karakteristik Media Tiga Dimensi
Karakteristik media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga dimensi  adalah sebagai berikut:
1.      Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak;
2.      Penyajiannya berada dalam kontrol guru;
3.      Cara penyimpanannya mudah (praktis);
4.      Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera;
5.      Menyajikan objek-objek secara diam;
6.      Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap;
7.      Lebih mahal dari kelompok media grafis;
8.      Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu;
9.      Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual;
10.  Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, dan
11.  Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.

2.3  Langkah-langkah penerapan Media Tiga Dimensi
Langkah-langkah penggunaan media tiga dimensi yaitu:
1.      Persiapan alat dan bahan;
2.      Menentukan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan, serta menyesuaikan dengan media 3 dimensi yang akan digunakkan;
3.      Kegiatan inti yaitu berupa peragaan media;
4.      Pembimbingan dan pengarahan, baik indivual maupun secara berkelompok, dan
5.      Kegiatan evaluasi, untuk mengetahui hasil pencapaian belajar siswa.
Sebagai contoh, berikut adalah langkah-langkah penggunaan media tiga dimensi bangun ruang:
1.      Mengidentifikasi segala kebutuhan yang akan digunakan sebagai contoh dalam pembelajaran bangun ruang;
2.      Merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk TIU (Tujuan instuksional
Umum) dan menerapkannya dalam pembelajaran menggunakan contoh yang telah disediakan;
3.      Merumuskan butir-butir materi tentang bangun ruang serta mencontohkan macam-macam bangun ruang;
4.      Menjelaskan materi dengan disertai langkah-langkah mengkonstruksi bangun ruang;
5.      Mempraktekkan cara mengkonstruksi bangun ruang;
6.      Merangkai jaring-jaring bangun ruang sehingga menjadi bentuk sempurna;
7.      Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang;
8.      Memberikan tugas kelompok;
9.      Memberikan feed back, dan
10.  Evaluasi.
2.5      Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi
Kelebihan media visual tiga dimensi adalah sebagai berikut:
1.      Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media tiga dimensi;
2.      Menimbulkan ketertarikan siswa untuk berpikir dan menyelidikinya;
3.      Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya;
4.      Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu pergerakan suatu benda itu dengan baik;
5.      Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai benda atau bahan itu;
6.      Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain;
Sedangkan, kekurangan media visual tiga dimensi adalah sebagai berikut:
1.      Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu;
2.      Membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannya;
3.      Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya,
4.      Terbentur alat untuk membuatnya.
Menurut Moedjiono Dalam buku Daryanto, mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1.      Memberikan pengalaman secara langsung;
2.      Penyajian secara konkret dan menghindari verbalisme;
3.      Dapat menunjukkan obyek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya;
4.      Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan
5.      Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut:
1.      Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar.
2.      Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.



BAB III
PENUTUP
3.1        Kesimpulan
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Secara umum, media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Media pembelajaran itu salah satunya berupa media pembelajaran tiga dimensi, yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi/tebal. Media tiga dimensi juga dapat diartikan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensi. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya.

3.2        Saran
Penggunaan media ini dengan seoptimal mungkin sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui serta memahami pengertian dan bagaimana cara pengerjaan media visual tiga dimensi.













DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana, dkk. 1991. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana, dkk. 2007.  Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
http://www.scribd.com/doc/59705852/Kreatif-Mengembangkan-Media-Pembelajara.